bioIblisManusia
NamaLucier Abaddon Mort 
GenderLaki-laki 
KlasifikasiPenyihir / Dewa kegelapan; Raja Iblis 
Usia400+ tahun41 tahun
Tinggi Badan350 cm192 cm
Berat Badan200 kg86 kg
SpesiesBukan manusia 

Kekuatan dan KemampuanLucier memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan yang dapat membuatnya bertahan hidup meski seluruh tubuhnya terpenggal tanpa mengalami efek samping dari rasa sakit, kelincahan, manipulasi elemen melalui sihir, salah satunya menciptakan api melebih temperatur 1.000.000 ° C, petir, angin, dan kegelapan.Kekuatannya berasal dari dalam api, jiwa-jiwa yang lapar dari kedalaman neraka. Dengan energi spiritual yang dikendalikan dia terhubung ke setiap dimensi dan dengan demikian dapat muncul dari mana saja.KelemahanMenggunakan Gladius yang merupakan pedang malaikat Uriel, Dewa perang (pedang kesatria) membawa dampak besar pada tubuh dan jiwanya. Pemulihannya berasal dari kegiatan seksual, yang mengambil energi kehidupan seseorang dan melahap jiwanya.

next.

Gemuruh langit ditutupi gumpalan awan gelap menghalangi cahaya sang surya. Kilat petir menghantam tanah; merusak susunan pemukiman kota Avalon. “Serang!”Ribuan panah melesat cepat mengudara ke arah sesosok pria yang mengepakkan kedua sayapnya hingga menyapu debu tanah——membawa tubuh berjubah hitam itu semakin tinggi ke langit. Bagai partikel abu; daging tubuhnya terurai menghempas mengikuti angin yang berdesir, dibuat nihil menikamnya dengan panah yang tidak seberapa itu.Dia muncul mengambil titik buta dari balik punggung mereka. Sesingkat membalikkan telapak tangan, nyala api dari sela-sela jemari menyulut tak terarah, menyebar membakar orang-orang itu. Suhu nan tinggi melelehkan zirah logam hingga menembus kulit daging juga tulang-belulang, menciptakan jeritan bak alunan musik diindra pendengarannya.Tak jauh dari tempat dia berada, wanita berzirah mengkilap yang menunggangi kuda bersayap menebaskan sebilah pedang bercahaya secepat kilat. “Lucier! Kau iblis bajingan!” Perpindahan posisi tubuh hampir tidak bisa mengimbangi serangan, goresan pada pipi kanan menjadi bukti bahwa dia sempat kewalahan.Otot sayap mengibas-ngibas hingga anginnya mendorong pijakan mereka dari alas tanah, rahang atas bawah mengatup; menggertak penuh emosi. “Kau baru saja menggores wajah tampanku, valkyrie sialan!” Sorot mata tenggelam dalam amarah, dia mengangkat tangan ke atas kepala; menciptakan lingkaran seperti sihir merah yang mengkobarkan api. Dari mulutnya dia membisikkan mantra-mantra sehingga cincin sihir itu semakin besar membelah gumpalan awan yang mengumpul.Kesatria dengan tubuh kisaran 183 cm menyeret gladius yang menggores tanah saking tajam nan beratnya ditengah badai angin dahsyat. Gladius itu memancarkan cahaya pahlawan, diangkat oleh otot tangan kesatria yang terlatih dengan dua kaki berkuda-kuda pada pijakan sihir, kesatria itu menghunuskan gladius tepat di hadapan Lucier yang merapal mantra.Sejumlah valkyrie bergerak mengitari tubuh Lucier, tak peduli seberapa besar konsekuensi yang mereka terima. Pedangnya berkelebat memantulkan kilatan, menyatukan kekuatan satu sama lain sehingga terlihat seperti lingkaran tali yang menerangi kegelapan.Lucier sudah mengantisipasi gerakan itu dan menghilang. Lalu mewujud di belakang sang kesatria. Kurang lebih dalam hitungan milidetik Lucier mengibaskan kesatria menjauh dengan tinju petirnya. Kesatrianya terjungkal ke samping tapi dengan cepat menegakkan tubuh lagi—lalu berputar sama cepatnya menghindari serangan yang meratakan bangunan dibelakangnya.“Valkyrie! Sekarang!” Sang kesatria membentak; langkah kaki dibawah pijakan sihir membantu kesatria itu berjalan di udara menyelaraskan ketinggian Lucier. Kibasan gladius menghempas kearah dia, membuat Lucier menyipitkan mata menganggap remeh. Tidak butuh banyak perlawanan, tubuhnya hanya menyamping membiarkan tebasan gladius melewatinya dan membelah tanah Avalon.“Percuma, itu tidak akan mempan.” Dengan tersenyum lebar menunjukkan taring ia terbang lebih tinggi, tubuh besar dan sayap yang lebar menutupi mentari. Lingkaran sihir diatas membakar cakrawala; menjatuhkan bola-bola api yang dibalut petir lantas menghantam orang yang tersisa.“Akulah raja dunia. Kemarilah dan bergelimanglah dalam kemuliaanku!” Suaranya bergaung diseluruh penjuru alam, penuh ambisi dan haus kekuasaan. Jubah hitam berkibar menyatu dengan api, kilatan mata penuh kepercayaan diri. Seolah kemenangan ada digenggaman tangan.Diatas tanah, prajurit Avalon yang tersisa mengandalkan perisai hingga benturan dari pertempuran tidak melukai mereka. “Lekas lindungi orang yang masih hidup!” Bentak salah satu prajurit, lantas pada menurut dan mengambil kesempatan untuk membawa orang yang sekarat ke pemukiman rendah dimana batu-batu besar dapat menyembunyikan mereka.“Sekarang!” Dengan seluruh kekuatan dikerahkan para valkyrie menyatukan ujung pedang menyalurkan cahaya, kilauannya menyilaukan pandangan, menciptakan bayangan pedang besar melebihi tinggi Lucier. Diangkatnya seluruh pedang yang memancarkan kekuatan, lalu dihunuskan kearah dia menyerang perlindungan sihir yang mengitari tubuh Lucier.“Kau tidak akan bisa menembusku, bodoh.” Sikap congkaknya melumat diri sendiri, cahaya yang dipancarkan valkyrie hanya sebagian kecil dari rencana untuk menarik perhatian Lucier. Sang kesatria mengatur napas, hentakan tinggi kakinya mendorong tubuh kesatria menghampiri Lucier dari balik cahaya valkyrie. Sabetan gladius memecah pertahanan sihir, menciptakan celah kelemahan.Jeritan kesatria penuh kebencian terhadap sosok yang bertanggung jawab atas penderitaan banyak nyawa. Sang kesatria terus melawan, menebas, mengenai sasaran, darah memercik. “ARGH! SIALAN!” Teriakan Lucier memecah gendang telinga, dia menyadari posisi kekalahan.Sihirnya melemah, dia gunakan sisa kekuatan tuk menciptakan pusaran hitam dibelakang punggung, membuat portal yang menarik tubuh Lucier mundur. “Lihat saja! Aku akan kembali dan merebut kota ini!” Serak ia berucap, darah mengalir di sudut bibir.Hanya dalam seperkian detik Lucier berserta pusaran hitam itu lenyap. Langit Avalon kembali disinari sang surya, sorakan kemenangan menyatakan pengorbanan yang tidak sia-sia.Terpental Lucier melewati gelombang kosmos, tubuhnya terguling-guling mengambang dan berakhir jatuh menghantam membelah aspal.

next

Di lorong kumuh pinggir kota, berbau tak sedap karena lingkungan terkontaminasi. Dia terbangun dengan busana compang-camping. Tingginya yang bisa mencapai 350 cm menciut di 192 cm, kedua kaki tertatih melangkah menuju cahaya diujung.Pemandangan bangunan kota besar metropolitan yang memiliki gedung menjulang tinggi, mencakar langit terlihat gagah dan mewah. Hilir-mudik manusia mengenakan pakaian yang belum pernah dia lihat sebelumnya, bahasa yang mereka ucapkan juga tak dapat dimengerti.“Akkkh!” Pantulan diri disalah satu kaca gedung membuatnya menjerit. Kemana perginya cakar yang menakutkan, taring, tanduk, dan sayapnya? Lucier hanya mendapati sosok manusia biasa yang tak memancarkan kekuatan. “Bajingan, kenapa aku terlihat lemah?” Dia tidak terima.Setiap inci energi sihir yang mengalir dipembuluh darah terasa begitu lemah, seperti desiran ombak tenang tak berdaya. Telapak kaki tak beralas melangkah mencari petunjuk, menelusuri pinggir jalan kota.Hingga akhirnya dua mata menilik sesosok manusia pria, menghampirinya, dan menarik membawanya ke tempat jauh dari keramaian. “WOI MAU NGAPAIN LU?!” Tanpa mengucapkan sepatah kata pun dia menyeret manusia yang menolak. “TOLONG!!” Jeritan manusia itu penuh ketakutan.Ketakutan itu memancing percikan energi sihir, perlahan meningkat didalam tubuhnya sedikit demi sedikit. Membuatnya mampu menyerap segala informasi tentang dunia baru hanya dengan menatap si manusia tepat dikedua mata.“Jakarta? Indonesia? Tck, dunia apa ini? mereka tidak memiliki sihir.” Bibir berdecak, Lucier mendorong manusia yang berhasil dibuat terdiam menatap kosong. Alih-alih mengembalikan kondisi manusia itu seperti semula, dia pergi begitu saja dengan mengambil seluruh kepunyaan orang itu.Bahasa dunia ini dikuasai dalam seperkian detik, segala informasi yang dibutuhkan sudah didapatkan meski tidak 100%. Satu hal yang mengukir senyuman dibibir, ialah ketertarikannya menguasai kota Jakarta menggantikan ambisi menguasai kota Avalon.Dari banyaknya insan Lucier menelaah, mengambil bocah sendok emas yang dia temui disalah satu gedung mall kota Jakarta. Lagi, dia mengulangi perbuatannya, menyeret ke tempat sepi, membuat manusia itu takut untuk membangkitkan sihirnya, lantas dia berujar “Tunduk kepadaku, hidupmu milikku, dan kau akan bekerja untuk membantuku.” Dengan tatapan kosong manusia itu menurut, mengangguk.“Yang mulia.” Manusia itu berlutut taat, dan tak mengelak. “Berikan aku semua hartamu, bawakan aku makanan, aku tidak tau kalau tubuh ini bisa kelaparan, lalu… berikan aku tempat tinggal. Bagaimanapun caranya.”

next

back

back